serba seribu, tinggal tarik…

June 15, 2006

dimana anda dapat membeli barang yang harganya serba seribu rupiah? betul! mereka yang biasa naik-turun metromini pasti tahu bahwa disinilah tempatnya transaksi barang seribuan dapat terjadi. barang-barangnya juga serba kecil. ada, antara lain, jepit rambut, gunting kuku, korek kuping, pen, pinsil, baterai, pinset, amplop serta tissue.

tak ada tawar-menawar. kalau suka silakan tarik. lho? ya memang benar, si penjual akan menarik barang dagangannya yang ditaruh dalam kantung plastik dan digantungkan pada selembar papan atau karton tebal.

iseng-iseng mengisi waktu di perjalanan, saya mengobrol dengan pedagang yang masuk kategori sektor informal ini. sebelumnya ia menjual permen jahe dan asam. tapi beralih ke barang seribuan itu. “harganya udah naek pak,” jawabnya saat ditanyakan soal perpindahan itu. saya hanya ber-oh menanggapinya.

berapa sih modal untuk berniaga seperti itu? kalau anda berminat, hehehe, siapkan saja uang sebanyak duaratus sampai tigaratus ribu rupiah. kalau bisa lebih banyak tentu lebih bagus. (namun jadi sebanyak apa mata dagangan anda yang akan diusung ke kendaraan umum itu?) terus dimana membelinya? “hampir di semua stasiun kereta ada pak,” kata si abang lagi. mudah kan. belanjanya seminggu sekali ya, tanya saya lagi. “bisa dua hari sekali pak. laku sedikit juga udah keliatan bolong-bolong.” hmm, bearti perputaran uang disektor ini besar adanya.

“berapa sih bang kelebihannya,” nanya mulu nih kapan belinya ya? “ya, gak tentu pak, bisa tigapuluh, bisa juga limapuluh ribu.” itu satu hari berdagang. kalau seminggu, sebulan atau setahun silakan hitung sendiri ya :d. namun ada yang lebih dari itu. mereka (para pedagang itu, untuk jalur pasar minggu-manggari ada sekitar enam orang, kata si abang) adalah ujung tombak pemasaran barang-barang yang umumnya dari negeri china itu.

mengapa harganya murah? karena buruhnya diupah murah juga? atau ada faktor lain yang membuat murah? konon kabarnya para pekerja di negeri tirai bambu itu produktivitasnya demikian tinggi sehingga biaya per satuan barang bisa menjadi rendah. bagaimana dengan pekerja di Indonesia?

8 Responses to “serba seribu, tinggal tarik…”

  1. Anonymous Says:

    jualan yok…

  2. akbarfajar Says:

    uluh uluh kang Danu, ayo2 tangan pendek dua ribu,..tangan panjang maliang namanyo..:) heureuy kang salam selalu ya kang Danu, wassalam

  3. hiking Says:

    hik nasib buruh di indonesia

  4. mpokb Says:

    mungkinkah karena dumping bang? dijual lebih murah di luar nagri.. tapi kualitasnya juga kurang bagus yak, jadi nggak bisa juga dibilang murah.. keliatannya aja murah, karena sekali keluar duit cuma seceng.. 🙂

  5. ester Says:

    wakakakakaaaa… diganti juga
    hehehee
    jangan sambil manyun yah pak bilang gantinya ^_*

    iyalah, sesuai dengan hukum ekonomi, ongkos produksi persatuan pasti lebih murah jika diproduksi dalam jumlah banyak.
    pernah denger juga di tanjung priok kontainer dari negri bambu dituang gitu aja di lapangan kosong, pembeli berebutan tanpa milih, harganya perkilogram, bo! bukan perlusin or pergross lagi. Sekilonya antara 2rb-3rb. Lalu sama pembeli borongan itu, dipacking lagi lebih rapi, baru dijual ke toko-toko grosir/eceran dalam satuan lusin or gross.

  6. gagahput3ra Says:

    wah…infonya bagus nih (soalnya mo jadi pedagang asongan)

  7. sa Says:

    wah baru tau aku hehe… *catet* 😀

  8. danudoank Says:

    anonymous: ayok, sapa takut :d

    akbarfajar: hehehe… di michigan aya enteu kang maliang, eh, pkl?

    hiking: ya hik…

    mpokb: kata temen saya seceng aja mo bagus :d… boleh jadi dumping tapi mana pernah diakui kalo itu dumping.

    ester: kiloan yak kayak belanja tekstil atawa kaen di tanah bang yak, bukannya meteran… *manyun nungguin es krim, wakakakakkkk…*

    gagahput3ra: kapan mulai mengasong? :d

    sa: udah dicatet kan…:d


Leave a comment