elpiji langka. lagi? sudah berapa kali elpiji langka? menurut ini, pertamina kewalahan pasok gas. masih dari sumber yang sama, ini dikarenakan infrastruktur pertamina sendiri:

Vice President Gas Domestik PT Pertamina Wahyudin Akbar, mengemukakan, sejak konversi elpiji sudah stabil, konsumsi elpiji rumah tangga melonjak dari kemasan 3.000 ton per hari menjadi 6.000 ton per hari. Sementara, kondisi infrastruktur penyimpanan dan fasilitas pengisian elpiji belum bertambah

pasokan langka otomatis berpengaruh pada harga. di depok harganya naik. minggu kemarin untuk ukuran tabung 12 kg harus saya bayar seharga tujuhpuluhtujuh ribu rupiah. tak kurang, lebih boleh. terserah mau beli atau tidak. masih untung warung penjual gas tabung biru itu di seberang rumah jadi tak perlu ongkos tambahan.

ada beberapa warung penjual elpiji di perumahan yang saya huni. salah satunya yang saya sebutkan di atas. apakah para warung ini menjadi pesaing satu sama lain? bisa tidak, bisa juga ya. tapi mereka mempunyai konsumen masing-masing. nah, kemarin ada cerita yang rada heboh:

salah satu warung memesan elpiji kepada agen. sementara warung lain memesan air kemasan pada agen yang sama. saat mengantar pesanan-pesanan itu, si agen terlebih dahulu mengantar air kemasan. ini dikarenakan, biasanya, botol-botol itu ditaruh di atas tabung. demi melihat tabung gas, warung pemesan air matanya mendadak hijau (tabung 3kg kan hijau, kena refleksinya kale :D). sang pemilik warung pemesan air kemudian memaksa si agen untuk menurunkan gas yang bukan pesanannya itu di warungnya. awalnya si agen tidak mau karena takut dimarahi pemesan gas. tapi, dengan segala cara, pemesan air akhirnya mendapatkan gas yang bukan haknya itu. tinggallah pemesan sesungguhnya gigit jari. marah pun takkan ada gunanya. sementara pemesan air tertawa senang karena bisa menjual gas.

duh, sama-sama berdagang kok gitu ya? dimana etika bisnis? halah, warung aja pake etika segala. loh, etika, sepertinya, bukan hanya mata kuliah di universitas kan? mugi-mugi, si pemilik warung yang haknya ‘dirampas’ tidak terpancing untuk melakukan hal yang sama.

cerita mengenai orang kecil atawa bukan pesohor atawa terkenal atawa ngetop sudah banyak beredar di dunia maya maupun dalam kehidupan keseharian. maksudnya kisah bagaimana orang-orang ini diperlakukan dengan sesuka hati ‘oleh orang-orang besar’. adalah pramuwisma paruh waktu di rumah saya yang bercerita dengan ikhlas mengenai rencana pernikahan putranya. saya kutipkan dialognya:

— bagaimana persiapan nikahnya bu?
++ ya, gitulah… (pasrah, resah, seperti mengeluh)
— gitu gimana bu…
++ ya… (enggan untuk bercerita)

setelah setengah dipaksa dan dirayu-rayu (halah), barulah si ibu bercerita bahwa untuk mengurus administrasi atau pencatatan pernikahan di kantor urusan agama ia harus mengeluarkan biaya yang jelas-jelas di luar tarif resmi. di tingkat birokrasi paling bawah alias rukun tetangga ia sudah dikenakan tarif sesuka hati. dan, ini jelas sekali tidak bisa ditawar-tawar. aka… kalo lo mau ya segitu, kalo gak ya gak usah kawin.

— loh, ibu gak protes?
++ yah, orang kecil kayak saya bu. kalau macam-macam nanti malah dikucilin.

pasrah. tak mampu menggugat. inilah yang dialami si ibu. cerita mirip adalah ini.

Berurusan dengan pesohor yang punya akses besar dalam pemberitaan di media massa telah membawa kesulitan tersendiri bagi para petugas ambulans.

betapa karena bukan pesohor alias orang kecil, petugas ambulans harus mengalami sesuatu yang jelas-jelas tak mengenakkan. untungnya, masih ada pesohor yang mau membantu untuk menyuarakan suara mereka.

dari foto di atas ada yang menarik buat saya. coba perhatikan baik-baik yang berkacak pinggang: apa iya karena yang sedang menggelar konperensi pers adalah orang-orang kecil lantas si reporter atau kamerawati itu boleh bertolak pinggang dengan santainya?

ah, itu kan biasa. jangan-jangan hanya saya sendiri yang berlebih-lebihan menilai sebuah foto.

hari bebas kb…

April 28, 2008

eits, jangan berprasangka dulu bahwa ada hari dimana ‘keluarga berencana’ bebas ditiadakan. bukan, bukan itu maksudnya. tapi yang dimaksud adalah ‘hari bebas kendaraan bermotor’ alias hbkb yang mempunyai payung hukum berupa perda. dan, menurut bplhd provinsi jakarta hbkb mempunyai tujuan:

Perlu dipahami oleh masyarakat ibukota bahwa tujuan terlaksananya HBKB Sudirman-Thamrin tidak hanya sebagai salah satu cara untuk pemulihan kualitas udara tetapi juga sebagai salah satu wahana masyarakat ibukota untuk dapat berolahraga, berkesenian dan beraktifitas sosialisasi lainnya dengan tidak mengeluarkan biaya.

sama sekali tidak mengeluarkan biaya tentunya tidak ya. artinya kita tetap harus merogoh kocek juga, semisal, ingin minum soft drink atau mengunyah gorengan. kecuali tujuan kita ke sudirman hingga thamrin adalah semata untuk berjalan kaki atau bersepedaria. (lagipula dengan berbelanja kita turut beramal, halah, kok jadi ngebahas yang lain :d).

tapi kalau anda lelah bersepeda atau berjalan kaki, cerdaskan pikiran di hbkb juga bisa kok.

Selain dapat berteduh dari sengatan matahari, pengunjung juga bisa menambah pengetahuan dengan membaca buku di sana. Selain itu, tak usah takut gerah karena stand ini dilengkapi dengan pendingin ruangan. Gratis pula!

nah, asyik kan. hanya saja pada penyelenggaraan kemarin itu, ada kendaraan yang benar-benar bebas melenggang memasuki kawasan yang dimaksudkan untuk mengurangi polusi di jakarta. ah, saya tidak mengerti soal peraturan yang bisa diatur-atur semaunya seperti para pengendara sepeda motor yang suka menganggap lampu merah tidak ada atau tidak perlu menggunakan helm karena pergi ke pengajian.

oh, ya, ada yang namanya world car free network, hbkb di jakarta bagiannya bukan ya?

pertanyaan: di mana bisa kirim-kirim-an kertas saat ujian nasional berlangsung? jawaban: di indonesia seperti terlihat dalam gambar yang direkam oleh kompas. bapak menteri pendidikan nasional boleh saja membantah. tapi kenyataan di lapangan macam ilustrasi di sini, sangat boleh jadi, bukanlah rekayasa. juga berita guru yang membantu siswanya juga bukan mengada-ada.

membantu jelas sebuah perbuatan mulia. tapi kalau membantu mengerjakan soal-soal ujian apakah namanya? apalagi yang membantu adalah para guru. duh, gusti… tadi pagi juga yang saya dengar di salah satu stasiun radio betapa pekerjaan mencontek menjadi sebuah kebanggaan. betapat tidak. para penelepon dengan gamblang dan bangga menceritakan siasat untuk mencontek. tidak tanggung-tanggung ini untuk satu kelas.

banyak cara untuk lulus. mulai dari yang wajar sampai yang tidak wajar (kalau tidak ingin dibilang kurang ajar). pilihan memang terpulang kepada masing-masing pribadi. apa iya ada ortu yang menyarankan anaknya untuk mencontek? mudah-mudahan tidak ada ya. kalaupun ada juga? bantu saya dong menjawabnya…

katanya sih ini cerita asli yang pernah dimuat di majalah fortune. seorang gadis dengan pedenya menuliskan surat yang berjudul: What should I do to marry a rich guy?. dan, gayung bersambut, seorang pemuda menjawab dengan gamblang:

I’m going to be honest of what I’m going to say here. I’m 25 this year. I’m very pretty, have style and good taste. I wish to marry a guy with $500k annual salary or above. You might say that I’m greedy, but an annual salary of $1M is considered only as middle class in New York. My requirement is not high. Is there anyone in this forum who has an income of $500k annual salary? Are you all married? I wanted to ask: what should I do to marry rich persons like you? Among those I’ve dated, the richest is $250k annual income, and it seems that this is my upper limit. If someone is going to move into high cost residential area on the west of New York City Garden (?), $250k annual income is not enough.

I’m here humbly to ask a few questions:
1) Where do most rich bachelors hang out? (Please list down the names and addresses of bars, restaurant, gym)
2) Which age group should I target?
3) Why most wives of the riches is only average-looking? I’ve met a few girls who doesn’t have looks and are not interesting, but they are able to marry rich guys
4) How do you decide who can be your wife, and who can only be your girlfriend? (my target now is to get married)

Ms. Pretty

Here’s a reply from a Wall Street Financial guy:

Dear Ms. Pretty,
I have read your post with great interest. Guess there are lots of girls out there who have similar questions like yours. Please allow me to analyze your situation as a professional investor. My annual income is more than $500k, which meets your requirement, so I hope everyone believes that I’m not wasting time here.

From the standpoint of a business person, it is a bad decision to marry you. The answer is very simple, so let me explain. Put the details aside, what you’re trying to do is an exchange of “beauty” and “money”: Person A provides beauty, and Person B pays for it, fair and square.

However, there’s a deadly problem here, your beauty will fade, but my money will not be gone without any good reason. The fact is, my income might increase from year to year, but you can’t be prettier year after year. Hence from the viewpoint of economics, I am an appreciation asset, and you are a depreciation asset. It’s not just normal depreciation, but exponential depreciation. If that is your only asset, your value will be much worried 10 years later

By the terms we use in Wall Street, every trading has a position, dating with you is also a “trading position”. If the trade value dropped we will sell it and it is not a good idea to keep it for long term same goes with the marriage that you wanted. It might be cruel to say this, but in order to make a wiser decision any assets with great depreciation value will be sold or “leased”. Anyone with over $500k annual income is not a fool; we would only date you, but will not marry you. I would advice that you forget looking for any clues to marry a rich guy. And by the way, you could make yourself to become a rich person with $500k annual income. This has better chance than finding a rich fool.

Hope this reply helps. If you are interested in “leasing” services, do contact me
signed, J.P. Morgan

yang seperti ini mungkin tidak ya dilakukan di indonesia. beranikah wanita indonesia melakukan ini? jangan-jangan malah dilabel matre. serba salah ya.

ampuni saya (lagi)…

May 14, 2007

‘mas tolong bikinin surat minta maaf,’ agak memelas
“kamu kan bisa bikin sendiri,” nolak
‘yang ini laen mas,’ makin memelas
“laen gimana? kan isinya sama aja, kamu aja yang bikin,” masih nolak
‘gak bisa mas, bahasanya harus laen. mas aja yang bikin,’ maksa
“apanya yang laen? sama aja kan,” tetep nolak
‘lagian bu fulan mintanya mas yang bikin,’ melas tambah maksa
“arrrggghhh…” (mau) melempar mouse

duh, baru kemarin saya minta ampun dan hari ini kok yah harus mengulang lagi. ini bukan untuk membuktikan bahwa bahasa indonesia memang susah. tapi lebih menerangkan betapa (kita) tak mau belajar untuk sesuatu yang sebenarnya dapat membuat (kita) lebih pintar. dan, satu hal lagi ‘meng-atas-nama-kan’ atasan untuk sebuah pekerjaan. bagi saya ini merupakan sebuah pemaksaan terselubung. sangat boleh jadi, si atasan sebenarnya tidak tahu kalau namanya di’catut’. anda atasan? atau bawahan yang kadang di’intimidasi’ seperti itu?

mata yang berurai air…

April 30, 2007

tahun kemarin ujian nasional sudah ditengarai disusupi dengan ketidakberesan. tahun ini, para ibu dan bapak guru yang gagah berani di medan mengungkap kecurangan yang terjadi saat pelaksanaan un. linangan air mata para guru yang berani itu seakan menangisi dunia pendidikan indonesia. dan, seperti biasa keterangan mereka ditolak: tidak ada kecurangan!

ini baru yang terjadi di medan. bagaimana dengan daerah lain? mau dan beranikah para guru di daerah lain mengikuti jejak rekan-rekan mereka di medan ini? horas bah!

ah, jadi serba salah…

April 11, 2007

zipper

setiap orang, barangkali pernah mengalaminya. kejadian yang tak pernah diharapkan. kancing yang lepas dari rumahnya. retsleting yang melorot. kalau tahu dan sadar maka langsung dirapihkan. masalah selesai. bagaimana jadinya kalau itu terjadi pada orang lain. kalau anda wanita dan melihat selerekan celana pria seangkot di depan anda, turun meluncur sehingga terjadilah pemandangan tak elok. atau anda pria dan wanita di depan anda, kancing bajunya ada yang keluar dari tempatnya sehingga membuat anda jengah. etiskah atau sopankah bila si wanita atau si pria memberitahukan apa yang terjadi? terus kalau diberitahukan apakah yang bersangkutan tidak merasa malu? atau jangan-jangan malah marah? atau lebih baik pura-pura saja tidak tahu? ah, bagaimanakah sebaiknya?